LAPORAN HASIL WAWANCARA
USAHA TERNAK TELUR PUYUH
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Disusun oleh
:
1) Aprilia Cipta Ningtyas (05)
2) Evi Diana Rosita (14)
3) Muhammad Faishal Asy’ari (23)
4) Muhammad Hazairin
Zain M(24)
Kelas : XI-IA-06
SMA NEGERI 3 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Usaha
Ternak Telur Puyuh
Pelaksanaan
Hari
,Tanggal : Kamis, 17
September 2015
Waktu
:
15.15 – 16.00
Tempat
: Pulon,
Malangan,Tulung, Katen
Narasumber
: Bapak Ahmad Edris
Profesi
: Wirausaha
Alamat
: Pulon, RT05/RW02,
Malangan, Tulung, Klaten.
Hasil Wawancara
Faishal :”
Asalamu’alaikum Wr.wb”
Bp. Edris :”
Wa’alaikum salam Wr.wb”
Faishal :” Maaf
kami dari SMA N 3 BOYOLALI mendapat tugas wawancara dari ibu guru,
dan kami memilih bapak sebagai narasumber kami. Untuk itu apakah bapak dapat
meluangkan waktunya utuk kami wawancarai sebentar?”
Bp. Edris :”Ya saya
bisa membantu. wawancara ini, tapi saya hanya bisa membantu yang berkaitan
dengan hal yang saya miliki dan apa yang saya punyai.”
Faishal :”
Sebelumnya, dapatkah bapak mengutarakan tentang biografi bapak?”
Bp. Edris :” Ya terima
kasih adik-adik. Perkenalkan nama saya Edris Edris, alamat saya Pulon,
Malangan, Tulung, Klaten. Kemudian untuk usia saya 50 tahun dan saya mempunyai
pekerjaan sebagai seorang wirausaha.”
Faishal :” Ya
terima kasih pak. Usaha apa yang bapak miliki sekarang ini?”
Bp. Edris :” Untuk
sementara ini usaha saya yang sebagai
acuan hidup atau pedoman saya dalam
berusaha ini adalah memelihara puyuh.”
Faishal :” Sejak
kapan bapak mulai memelihara puyuh?”
Bp. Edris :” Ya
kira-kira tahun 2000-an saya sudah berprofesi sebagai peternak telur puyuh.”
Evi :” Apa alasan
bapak memilih berbisnis dengan ternak telur puyuh?”
Bp. Edris :” Ya karena
kita mencari pekerjaan terlalu sulit, saya mempunyai prinsip bahwa kalau jadi PNS terlalu sulit dan jika ingin
menjadi pengusaha yang besar juga sangat sulit, maka saya memilih jalan pintas
memelihara puyuh untuk memenuhi kebutuhan.”
Aprilia :” Apa
tujuan awal bapak saat memulai usaha
dengan ternak telur puyuh?”
Bp. Edris :” Tujuan
awal yang jelas saya sudah berkeluarga jadi tujuan saya adalah untuk menghidupi
keluarga. Pada prinsipnya saya sebagai kepala keluarga harus memenuhi dan menghidupi keluarga saya.”
Evi :” Berapa
modal awal bapak saat berternak puyuh?”
Bp. Edris :” Kalau
saat itu masanya sudah masa sesi ekonomi jadi nilai ekonomi sudah merosot. Jadi
untuk 1 ekor puyuh sudah Rp 1.500,- dan
juga untuk pembuatan kandangnya sudah Rp 125.000,-. Serta untuk makan
puyuhnya sudah Rp 160.000,-. Jadi
modalnya lumayan cukup banyak.”
Zain :” Berapa
jumlah puyuh yang bapak miliki?”
Bp. Edris :” Ya. Untuk
diawal-awal saya memiliki 1000 ekor puyuh. Tapi setelah saya pikir
1000 ekor puyuh mungkin hanya untuk jajan anak, maka saya sedikit demi sedikit
menabung untuk menambahkan jumlah puyuh yang saya miliki.”
Faishal :” Berapa
jumlah puyuh per-satuan kandang?”
Bp. Edris :” Ya
perkandang dari 1 set kandang, terdapat
5 kandang dan 1 kandangnya terdapat 25-30 ekor puyuh. Jadi jumlah dalam 1 set
kandang kurang lebih 125 ekor puyuh.”
Faishal :”
Bagaimana cara merawat puyuh-puyuh tersebut?”
Bp. Edris :” Kalau
cara merawatnya cukup mudah, yang penting kita bisa memberinya makan dan minum.
Terus untuk perawatan lebih lanjut kita
menggunakan semprot untuk menghilangkan kutu-kutu. Terus untuk minumannya jika
kita punya uang lebih biaanya saya menambahkannya sebuah vitamin. Terus untuk
makanannya kita mengabilnya dari pabrik yang langsung dikonsumsikan ke puyuh.”
Aprilia :” Apakah
jika dikasih vitamin jenis nya juga sama atau berbeda?”
Bp. Edris :” Kalau
vitamin itu sama jenisnya. Vitamin ini biasanya ditambahkan untuk memperkuat
stamina tubuh dan agar dapat
menstabilkan telur. Justru yang dikasih vitamin itu,
puyuh yang sedang masa bertelur agar telurnya stabil.”
Zain :” Apa
jenis makan puyuh ini, apakah masih ditambah bahan kimia lainnya?”
Bp. Edris :” Jenis
makanannya ini sebelum berproduksi kita menggunakan jenis BR, kemudian apabila
sudah bertelur begini ini sudah ada asupan makanan sendiri namanya makanan
khusus puyuh setelah bertelur.”
Evi :”
Berapa umur puyuh dari awal sampai bertelur ?”
Bp. Edris :” Umur
puyuh dari awal sampai bertelur kira-kira 45 hari sudah mulai berproduksi tapi
kebanyakan selama 2 bulan.”
Faishal :” Kapan
waktu memberikan makan dan minum pada puyuh?”
Bp. Edris :” Untuk
makanan dan minuman kami memberinya selama 2 kali sehari, yakni pagi hari sekitar jam
06.00 dan di sore hari sekitar jam 15.30
menjelang ashar. Dan kita memberinya lagi besok pada pagi dikemudian hari.”
Evi :”Berapa
jumlah telur puyuh yang dihasilkan dalam satu minggu, pak ?”
Bp. Edris :”Kalau
dalam satu minggu saya tidak menghitungnya. Saya biasanya menghitungnya dalam harian. Dari satu set
kandang yang berisi 125 ekor puyuh biasanya dihasilkan sekitar 80-an telur
puyuh setiap kandangnya. ”
Faishal :” Pada jam berapa telur-telur puyuh
tersebut diambil dari kandangnya?”
Bp. Edris :”Kalau
untuk pengambilan telur saya dalam sehari hanya sekali, tapi teman-teman yang
lain mengambilnya 2 kali dalam sehari. Saya biasanya mengambil telur-telur ini
di sore hari sekitar setelah sholat ashar, dengan tujuan agar
telur tersebut tidak cacat kerena biasanya puyuh tersebut bertelur pada sore
hari.”
Evi :”Berapa harga telur ketika
hendak dijual, pak?”
Bp. Edris :”Kalau harga
telur 1 butir sekitar Rp 250,- dan biasanya dijual dalam kardus dan dalam 1
kardus terisi oleh 750 butir telur dan harga 1 kardus telur tersebut sekitar Rp
160.000,-.”
Zain :”Apakah
cuaca dapat mempengaruhi pertumbuhan telur puyuh?”
Bp. Edris :”Oh jelas.
Cuaca sangat mempengaruhi stabilitas telur puyuh, karena kalau biasanya cuaca
sedang dingin, puyuh-puyuh juga akan terganggu saat bertelur. Tapi kalau
cuacanya panas maka hasil telur puyuhnya juga akan stabil. Jadi cuaca sangat
mempengaruhi kestabilan telur.”
Faishal :”Apakah
bapak sendiri pernah mengalami sebuah kerugian?”
Bp. Edris :”Oh yang
namanya usaha untung dan rugi pasti akan mengalami. Dulu pernah, waktu itu saya
belum mengetahui secara benar cara merawat puyuh dengan baik akhirnya terkena flu burung
dan 1000 puyuh kami hampir habis semua.”
Faishal :”Bagaimana cara bapak mengatasi
kerugian tersebut ?”
Bp. Edris :”Cara
mengatasi hal seperti ini dari pihak Peternakan cuma memberi sebuah antisipasi (preventif).
Tapi kalau saya menggunakan sebuah tungku yang berisi serbuk kayu kemudian saya
bakar. Ini merupakan wujud antisipasi saya, tapi disamping itu saya juga
antisipasi dengan obat-obatan untuk mengantisipasi adanya berbagai kerugian.”
Aprilia :”Berapa omset
ternak telur puyuh ini dalam satu bulan?”
Bp. Edris :”Kalau satu
bulan mungkin tidak pasti. Saya dalam satu hari dapat menghasilkan ±1000 telur
puyuh dan makanannya itu dalam satu hari menghabiskan
2 dus lebih dan harga satu dusnya kurang lebih Rp 165.000,-. Sedangkan makanan
dari pabrik sendiri sekitar Rp 185.000,-.. Jadi omset
satu bulan tidak pasti jumlahnya.”
Zain :”Kapan bapak membakar serbuk
kayu pada tungku tersebut?”
Bp. Edris :”Kita
biasanya membakar itu sekitar jam 05.30 sore sebulum magrib. Ini kita lakukan
untuk mengantisipasi udara malam hari yang siangnya panas dan di malam harinya
dingin. Agar suhu dalam ruangan ini tetap hangat serta telurnya
dapat stabil.”
Faishal :”Apa bahan yang dibakar pada tungku
ini pak?”
Bp. Edris :”Oh yang
dibakar ini namanya serbuk kayu. Itu berasal dari kayu yang di gergaji maka
akan menghasilkan serbuk kayu. Kira-kira dalam satu malam cukup untuk
menghangatkan ruangan ini.”
Evi :”Apakah serbuk kayu ini milik
bapak sendiri atau bapak beli?”
Bp. Edris :” Oh ya
beli. Beli di tukang kayu, tapi kalau boleh
saya minta dari tetangga kalau tidak boleh, ya saya
beli.”
Evi :”Apakah
bapak dalam merawat ternak puyuh ini membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu bapak?”
Bp. Edris :”Kalau
bantuan bisa saja saya membutuhkannya. Saya juga melihat kondisi kalau saya
lagi dirumah saya bisa laksanakan sendiri tapi kalau saya lagi pergi biasannya
ibu yang membantu saya seperti memberi makan, minum dan mengambil telur.”
Faishal :”Apakah anaknya juga pernah membantu
bapak?”
Bp. Edris :”Ya anaknya
itu kadang-kadang, kalau sadar juga bantu kalau nggak saya saya maklumi tapi
saya juga menyadari kalau anak saya mungkin juga sudah capek dengan tugas yang
banyak dari sekolah.”
Zain :”Apakah kotoran puyuh ini dapat
dimanfaatkan pak?”
Bp. Edris :”Oh,
kotoran puyuh ini dapat dimanfaatkan dalam pertanian seperti halnya di daerah
cepogo itu sangat bermanfaat. Misalnya dalam hal sayuran, ini bisa sebagai pupuk dan sangat cocok untuk
tanaman.”
Aprilia :”Bagaimana
cara membersihkan kandang tersebut, dan setiap
hari apa, itu dibersihkan?”
Bp. Edris :” Untuk
kandang ini hanya dibersihkan kotorannya saja. Biasanya 2 hari sekali dengan
cara mengambil papan bawah puyuh kemudian dibersihkan menggunakan sekop, kotoran dari
papan tersebut kemudian dimasukkan ke karung, itu
sudah cukup.”
Faishal :”Apakah
bapak mempunyai keinginan untuk menambah usaha ternak puyuh-puyuh ini?”
Bp. Edris :”Kalau
keinginan ada tapi modalnya juga cukup lumayan banyak. Tapi untuk saat ini
modal 1 ekor puyuh sudah Rp 2.300-, dalam umur satu minggu,
belum harga makanannya.”
Faishal :”Dalam kondisi yang seperti ini apakah
masih ada gangguan lain?”
Bp. Edris :”Kalau
seperti ini ada gangguan dari hewan seperti tikus, dalam hal ini
tikus dapat memakan telur sekaligus puyuh itu sendiri. Terkadang dari ventilasi
rumah juga terdapat kucing yang dapat masuk memakan puyuh dan juga telurnya.”
Evi :”Apakan puyuh yang masih
kecil digabung menjadi satu tempat?”
Bp. Edris :”Oh kalau
puyuh yang masih kecil kita pisahkan tempatnya dengan puyuh yang sudah besar.
Jika sudah besar baru kita gabungkan dengan puyuh yang lainnya kira-kira telah
berumur 1 tahun. Dengan tujuan telurnya menjadi stabil.”
Aprilia :”Berapa usia puyuh-puyuh tersebut
ketika bertelur?”
Bp. Edris :”Kalau usia
produktif itu bisa mencapai 1 tahun. Kalau saya biasanya dari usia 2 bulan
sampai 1 tahun dapat memproduksi telur. Kalau dalam 1 kandang terdapat puyuh
yang sudah tua berarti itu menandakan akan bertelur.”
Zain :”Apakah
daging puyuh ini enak untuk dimasak?”
Bp. Edris :”Oh enak
sekali. Ini justru menjadi makanan favorit anak muda saat nongkrong di pinggir
jalan. Biasanya anak muda desa kami sangat tertarik, biasanya saat puyuh berumur 1 tahun atau lebih,
saat itu daging puyuh masih terasa lezat.”
Evi :”Pernahkah keluarga bapak
memasak sendiri daging puyuh ini?”
Bp. Edris :”Oh tentu
pernah. Kalau telur puyuh sendiri sering keluarga saya memasaknya. Dan untuk
dagingnya juga pernah karena saya tadi dapat
bercerita karena saya juga mempunyai pengalaman memasaknya.”
Faishal :”Kami
rasa cukup pertanyaan-pertanyaan dari kami dan kami telah dapat banyak belajar
dari bapak cara berternak telur puyuh. Serta bapak telah menjawab rasa
penasaran kami terhadap puyuh atas usaha bapak.”
Bp. Edris :”Oh ya.
Kalau mas dan mbk menerima dengan puas atas jawaban dari saya dan tidak dapat berbicara banyak, saya hanya bisa
membantu itu. Jika kalian membutuhkan
jawaban secara detail saya siap membantu kalian.”
Faishal :”Sekali
lagi kami berterima kasih atas bantuan bapak dalam menyelesaikan tugas
wawancara kami yang diberikan oleh ibu guru dan kami minta maaf telah mengganggu
waktu istirahat bapak.”
Bp. Edris :”Oh ya.
Saya juga senang dapat membantu kalian dalam belajar saya do’akan kalian semua
menjadi anak yang teladan dan sukses semua.”
Semua :”Amin!Amin! (
berjabat tangan)
Semua :
“Asallamu’alaikum Wr.wb”
Bp. Edris : ” Wa’alaikum salam Wr.wb”
Rangkuman Hasil Wawancara
Pak Ahmad
Edris merupakan seorang pengusaha ternak telur puyuh yang sudah memulainya sejak tahun 2000. Awalnya pak Edris mempunyai 1000 ekor puyuh tapi
lama kelamaan puyuh tersebut bertambah banyak menjadi 1.500 ekor puyuh. Ini
bertujuan untuk menghidupi kebutuhan keluarganya.
Puyuh-puyuh tersebut dimasukkan dalam 1 set kandang dan dalam dalam 1 set
kandang terdapat 5 buah kandang dimana dalam setiap kandang terdiri atas 25
ekor puyuh. Kandang puyuh biasanya dibersihkan selama 2 kali dalam sehari. Puyuh-puyuh tersebut diberi makan dan minum
selama 2 kali dalam sehari. Makanan puyuh tersebut dapat berupa BR dan biasanya
minumannya ditambah dengan vitamin untuk menstabilkan telur yang di hasilkan. Dalam usaha ini masih terdapat beberapa kendala yaitu adanya
perubahan cuaca, karena perubahan cuaca sangat berperan dalam pertumbuhan
telur. Dalam sehari dapat mengasilkan telur puyuh 80 butir dalam setiap
kandangnya. Jadi penghasilan yang didapat cukup lumayan karena harga 1 butir
puyuh Rp 250,- dan biasanya saat dijual telur puyuh di kemas dalam kardus yang
berisi 750 butir telur puyuh dan harganya Rp 160.000,- tapi dalam hal ini juga ada hal
lain yakni sebuah kerugian, yaitu pernah terjadi flu burung dan menyebabkan hampir
semua puyuh mati. Pak Edris
biasanya membakar serbuk kayu pada tungku untuk menghangatkan suhu ruangan kandang
puyuh. Kotoran puyuh itu sendiri sangat bermanfaat dalam hal bercocok
tanam, karena itu dapat mensuburkan tanaman terutama sayuran. Dalam
hal ini puyuh juga mempunyai usia produktif yakni mencapai 1 tahun. Jika sudah
1 tahun puyuh tersebut sudah siap dan sudah sangat matang untuk bertelur. Dan
biasanya usia sedemikian ini merupakan usia puyuh yang sudah cukup lumayan tua
jadi harus dipisahkan dengan usia puyuh yang masih muda. Selain telur puyuh
yang dapat dimasak, daging puyuh sendiri juga sangat lezat untuk dimasak justru
ini menjadi makanan favorit anak remaja saat ini. Terutama
di daerah Malangan, Klaten, karena daging puyuh yang masih bertelur sekali,
merupakan daging puyuh yang matang yang masih lezat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar